Entri Populer

Rabu, 29 Februari 2012

LIFE SKILL EDUCATION

http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=4460

      Yayasan Kalam Kudus Indonesia cabang Padang pada tahun ajaran baru 2011/2012  telah menyiapkan program pengembangan berkarakter dan kepribadian anak serta pendidikan life skill. Program ini diharapkan agar bisa menjawab tantang dan perubahan zaman di masa mendatang, program ini meliputi seni, musik dan keterampilan lainya selain itu ada juga program non akademik seperti ekstrakulikuler.

Komentar: menurut saya, program yang dirancang Yayasan Kalam Kudus baik, karena dapat mengembangkan karakteristik siswa untuk dipergunakan di masa yang akan datang. siswa diajarkan untuk dapat mengakrabkan  kehidupan nyata di sekitar lingkungannya, siswa juga di ajarkan untuk bisa mengembangkan keterampilan psikomotoriknya dan menggali kreatifitas yang di miliki siswa, selain itu kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial (social skill) juga bisa dikembangkan melalui pendidikan life skill.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)__ IPA

TUGAS
STRATEGI PEMBELAJARAN


_________________________________________________________________________

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran               :    Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas  Semester              :    III / I
Alokasi Waktu                :    2 jam pelajaran @ 35 menit
                                           Pertemuan Minggu ke- 1 ( 1 minggu )
_________________________________________________________________________ 
      1. Standar Kompetensi
    Memahami sifat-sifat perubahan sifat benda dan kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari        
2.  Kompetensi Dasar
1.1      Mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair dan gas.
1.2       Mendiskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna atau rasa).
3                    3. Indikator
·        Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat benda (padat, cair, dan gas) melalui percobaan.
·        Siswa mampu menjelaskan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna atau rasa).
4          4. Tujuan Pembelajaran
·        Setelah melakukan percobaan tentang benda padat, cair, dan gas, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda dengan benar
·        Setelah melakukan pengamatan tentang percobaan benda padat, cair, dan gas, siswa dapat menjelaskan perubahan sifat benda dengan benar
5          5. Materi Ajar
·        Benda dan sifatnya
A. SIFAT-SIFAT BENDA
Setiap benda mempunyai sifat yang berbeda dengan benda yang lainnya. Misalnya, sifat meja berbeda dengan sifat cermin, sifat kain berbeda dengan sifat plastik, dan sebagainya. Coba raba dan pegang contoh-contoh benda tersebut! Dapatkah kamu merasakan perbedaannya? Dengan melihat, meraba, atau memegang suatu benda, kita akan dapat mengetahui sifat-sifat suatu benda. Sifat-sifat suatu benda, antara lain, ada yang halus, kasar, lunak, basah, bahkan ada benda yang bercahaya. Contoh benda yang kasar, antara lain, batu, pasir, dan kulit pohon. Contoh benda yang lunak, antara lain, pisang, lilin, dan roti. Contoh benda yang basah, antara lain, air, es batu, dan semangka yang telah dikupas. Contoh benda yang bercahaya, antara lain, api, matahari, dan lampu listrik yang sedang menyala. Contoh benda yang memiliki permukaan halus, antara lain, kapas, bulu, kain, dan kaca. Tentunya masih banyak sifat-sifat lain dari benda-benda di sekitar kita. Coba kamu sebutkan sifat-sifat lain tersebut beserta contohnya masing-masing! Seperti telah dikemukakan sebelumnya, benda terdiri dari tiga wujud, yaitu benda padat, cair, dan gas. Masing-masing wujud benda memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat tertentu tersebut dapat dilihat, di antaranya dari bentuk dan isinya. Perhatikan berbagai benda pada gambar berikut!

       
a                                             b                                  c                          d
Gambar 2 Meja (a), Udara di Dalam Balon (b), Air di Dalam Gelas (c), dan Batu (d) Memiliki
Sifat-Sifat Berbeda (Sumber: Corbeil, J. C & A., Archambaut. 2004. Kamus Visual Indonesia - Inggris;
Rose, S.V. 2000. Jendela Iptek: Bumi)
Meja dan batu pada gambar di atas termasuk benda padat. Air yang terdapat di dalam gelas termasuk benda cair, sedangkan udara di dalam balon karet termasuk benda gas.
1. Sifat-Sifat Benda Padat
Meja dan batu termasuk benda padat. Mengapa demikian? Coba cocokkan sifat meja dan batu dengan sifat benda padat berikut ini!
a. Bentuk benda padat selalu tetap. Artinya, jika benda itu dipindahkan ke mana pun, bentuknya
tidak akan berubah.
b. Besar benda padat selalu tetap. Artinya, jika benda itu dipindahkan ke mana pun, besarnya
selalu tetap.
Selain meja dan batu, penggaris juga termasukbenda padat. Mungkin kamu dapat mencari contoh
benda padat lainnya.
2. Sifat-Sifat Benda Cair
 
a                      b                                  c                                  d                      e
Gambar 3 Bentuk Benda Cair (Misalnya, Air) Selalu Mengikuti Bentuk Wadahnya; Contohnya, Air di Dalam Botol (a), Air di Dalam Ember (b), Air di Dalam Piring (c), Air di Dalam Gelas (d), dan Air di Dalam Kaleng (e)
Gambar-gambar di atas adalah gambar air yang ditempatkan di dalam botol, di dalam ember, di dalam gelas, di dalam piring, dan di dalam kaleng. Air termasuk benda cair. Bagaimanakah bentuk air yang terdapat di dalam botol? Bagaimanakah bentuk air yang terdapat di dalam gelas? Bentuk air tersebut berubah sesuai dengan bentuk wadahnya. Benda cair memiliki sifat-sifat, sebagai berikut.
a. Bentuknya selalu berubah menyesuaikan bentuk wadahnya. Artinya, jika air dimasukkan ke dalam botol, maka bentuknya akan seperti botol. Jika air dimasukkan ke dalam gelas, maka bentuknya akan seperti gelas. Demikian seterusnya.
b. Volumenya selalu tetap. Misalnya, air di dalam gelas yang memiliki volume 50 ml dimasukkan ke dalam botol, maka volume air di dalam botol masih tetap 50 ml.
3. Sifat-Sifat Benda Gas
Udara termasuk benda gas. Di dalam paru-paru kita terdapat udara. Bila kita hembuskan udara ke dalam sebuah balon karet, maka balon akan menggelembung besar. Mengapa balon dapat menggelembung setelah kita tiup? Karena udara dari paru-paru tersebut mengisi seluruh ruangan balon. Udara di dalam pompa, bentuknya seperti pompa dan volumenya sebesar volume pompa. Bila udara di dalam pompa kita pompakan ke dalam ban sepeda, maka udara tersebut akan berubah bentuk seperti ban sepeda. Udara di dalam botol, bentuknya seperti botol dan volumenya sebesar volume botol. Bila air kita masukkan ke dalam botol, maka udara yang berada di dalamnya akan terdesak keluar dan bergabung dengan udara sekitar. Berbentuk seperti apakah udara di dalam kamar tidur kita, di dalam bola sepak, di dalam perahu karet, atau di dalam benda-benda yang lain? Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa udara atau benda gas mempunyai sifat-sifat, sebagai berikut.
1) Bentuk benda gas selalu berubah sesuai dengan bentuk wadahnya. Artinya, bila udara berada di dalam botol, maka bentuk udara tersebut akan seperti botol.
2) Volume benda gas selalu berubah dan memenuhi ruangan yang ditempatinya. Artinya, bila udara berada di dalam botol, maka volume udara tersebut akan sama dengan volume botol. Beberapa hal yang berhubungan dengan benda gas mungkin dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, antara lain, sebagai berikut:
1) Jika kakakmu memakai minyak wangi, maka harum minyak wangi tersebut akan tercium di seluruh ruangan kamar, bahkan bisa sampai ke ruangan lain.
2) Sewaktu Ibu menggoreng ikan asin di dapur, kamu yang kebetulan berdiri di luar dapur dapat mencium aroma sedap ikan asin tersebut.
3) Jika tabung gas dari kompor mengalami kebocoran, maka kamu akan mencium bau seperti bau durian, terutama di sekitar lokasi tabung.
B. PERUBAHAN SIFAT BENDA
A. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Benda
Bentuk benda dapat berubah jika suhunya berubah. Benda padat dapat berubah menjadi bendacair jika dipanaskan.  Benda cair dapat berubah menjadi gas jika dipanaskan. Sebagai contoh, bongkahan es akan berubah menjadi air jika dipanaskan, dan air tersebut akan berubah menjadi uap jika terus dipanaskan. Sebaliknya, gas dapat berubah menjadi benda cair jika suhunya diturunkan atau didinginkan. Benda cair dapat berubah menjadi benda padat jika didinginkan. Sebagai contoh, uap air akan menjadi air jika suhunya turun. Air akan berubah menjadi es jika didinginkan (misalnya, dimasukkan ke dalam lemari es). Perubahan seperti di atas disebut perubahan fisika. Perubahan fisika adalah perubahan sementara. Benda yang mengalami perubahan fisika akan berubah kembali ke bentuk semula jika suhunya dikembalikan ke suhu semula. Perubahan yang terjadi pada suatu benda, menunjukkan ada sesuatu yang mengenai atau terjadi pada benda tersebut. Sesuatu yang mengenai atau terjadi merupakan suatu proses atau kejadian dengan hasil tertentu. Proses perubahan pada suatu benda dapat terjadi secara cepat ataupun perlahan-lahan. Kertas mengalami perubahan karena dibakar (terkena api). Nasi menjadi kering karena terkena udara kering. Es menjadi air (mencair) karena terkena udara luar dan panas matahari. Proses perubahan pada kertas yang dibakar terjadi secara cepat, sedangkan proses perubahan pada nasi yang mengering dan es yang mencair terjadi secara perlahan-lahan.
B. Perubahan yang Terjadi Akibat Pemasakan
Bahan makanan yang dimasak pasti mengalami perubahan. Perhatikan bahan makanan yang sedang dimasak ibu, kakak, atau ayahmu. Bandingkan keadaannya sebelum dan sesudah bahan makanan tersebut dimasak! Berbeda atau tidak? Tentu saja berbeda. Mengapa? Karena proses pemasakan menyebabkan bahan makanan mengalami perubahan. Perubahan itu meliputi mentah menjadi matang, keras menjadi lunak, ukurannya berubah, serta warna dan rasa berubah. Proses pemasakan bahan makanan ada beberapa macam, antara lain, menggoreng, merebus, membakar, dan mengukus. Proses inilah yang dapat mengubah sifat-sifat suatu benda. Perubahan di atas disebut perubahan kimia. Perubahan kimia adalah perubahan kekal. Benda yang telah mengalami perubahan kimia tidak akan berubah kembali ke bentuk semula.
1. Telur
Wujud telur sebelum dimasak adalah berupa cairan kental yang tersimpan di dalam cangkang berbentuk lonjong. Telur terdiri dari dua bagian, yaitu bagian bening dan bagian yang berwarna kuning cerah. Setelah dimasak, misalnya, direbus atau digoreng, telur menjadi padat, dan bagian yang bening menjadi putih.
2. Daging Sapi
Sebelum dimasak, daging sapi berwarna merah segar, liat, kenyal, dan terasa licin. Setelah dimasak, daging sapi akan berwarna cokelat, lebih kaku tetapi lunak.
3. Sayuran
Sayuran sebelum dimasak tampak segar, kaku, dan warnanya terang. Setelah dimasak, sayuran menjadi lemas, lunak, dan warnanya menjadi kurang cerah. Coba kamu bandingkan contoh-contoh bahan makanan lain sebelum dan sesudah dimasak! Proses pemasakan bertujuan memperlezat citarasa dan mematikan kuman-kuman penyakit yang ada di dalam bahan makanan tersebut. Buah-buahan dan sayuran yang digunakan sebagai lalapan boleh
dimakan mentah asal dicuci terlebih dahulu.
6          6.  Pendekatan Pembelajaran
·        Inkuari ( mencari tahu ) melalui penemuan terbimbing.
7         7.  Strategi Pembelajaran
·        Induktif
Melakukan percobaan – percobaan kemudian baru menyimpulkan dari yang khusus ke umum.
8        8.  Metode Pembelajaran
·        Laboratorium
·        Diskusi
9       9.  Teknik Pembelajaran
·        Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, misalnya satu kelompok terdiri dari 3-4 siswa.
·        Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan
·        Melakukan percobaan dan pengamatan
·        Menulis laporan hasil percobaan
·        Mempresentasikan hasil percobaan   
        10. Taktik Pembelajaran
·      Guru membimbing, mengawasi setiap kelompok
·      Guru mengkondisikan suasana yang menyenangkan
        11.  Model Pembelajaran
·       Kontekstual
Siswa dapat mendapat pengalaman langsung dengan melakukan percobaan.
·        Sebelum melakukan pembelajaran guru menentukan pendekatan apa yang akan digunakan, contoh : guru menggunakan pendekatan inkuari melalui penemuan terbimbing, tujuannya agar dalam pendekatan inkuari ini siswa dengan bimbingan guru dapat mencari tahu tentang materi yang akan dipelajari.
·        Setelah menentukan pendekatan guru harus merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru harus tahu alur pembelajaran, contoh guru menggunakan strategi induktif ( siswa diajak melakukan percobaan untuk menemukan kesimpulan yang pasti dari materi yang diajarkan ).
·        Ketika guru menentukan pembelajaran dengan percobaan dan pengamatan langsung, guru juga harus menentukan metode yang pas, tidak mungkin percobaan dengan ceramah terus. Jadi guru harus menyesuaikan dengan pembelajaran, yaitu menggunakan metode laboratorium dan diskusi dalam melakukan percobaan dan pengamatan.
·        Untuk melancarkan pembelajaran guru juga harus bisa menerapkan kepada semua siswa. Misalnya guru membagi siswa – siswa menjadi beberapa kelompok ( 3 – 4 siswa per kelompok ). Setelah terbentuk kelompok siap melakukan percobaan, menulis hasil percobaan dan kemudian mempresentasikan.
·        Agar pembelajaran tidak membosankan, guru harus menggunakan taktik yang menarik, misalnya dengan menyelingi humor, agar siswa tidak bosan.
1                      2.  Alat
·        Sendok
·        Korek
·        Gelas
·        Alat tulis
1                     3.  Bahan
·        Lilin
·        Mentega
·        Kapur Barus
·        Kecap
·        Kertas
·        Minyak goreng
·        Sirup
·        air
_________________________________________________________________________ 

     Setelah kelompok kami merancang  RPP dan sudah melakukan simulasi praktikum kepada teman- teman satu kelas mengenai pelajaran IPA kelas III semester 1 mengenai sifat- sifat benda dengan rincian sebagai berikut:  Standar Kompetensi : siswa mampu memahami sifat-sifat perubahan sifat benda dan kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari ,    Kompetensi Dasar    siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair dan gas. siswa juga mampu mendiskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna atau rasa),  Indikator  Siswa mampu menyebutkan sifat-sifat benda (padat, cair, dan gas) melalui percobaan.   Siswa juga mampu menjelaskan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna atau rasa), dengan Tujuan Pembelajarannya  yakni setelah melakukan percobaan tentang benda padat, cair, dan gas, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat benda dengan benar.  Setelah itu siswa melakukan pengamatan tentang percobaan benda padat, cair, dan gas, siswa dapat menjelaskan perubahan sifat benda dengan benar. Materi Ajar yang dibahas mengenai   Benda dan sifatnya. Pendekatan Pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan Inkuari ( mencari tahu ) melalui penemuan terbimbing. Stratrategi Pembelajaran yang digunakan yakni    Induktif dengan melakukan percobaan – percobaan kemudian baru menyimpulkan dari yang khusus ke umum. Metode Pembelajaran yang digunakan    Laboratorium (melakukan praktek langsung) dan    diskusi kelompok Teknik Pembelajaran yang dipakai yaitu Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, misalnya satu kelompok terdiri dari 3-4 siswa,   Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan,  Melakukan percobaan dan pengamatan Menulis laporan hasil percobaan, Mempresentasikan hasil percobaankemudian Taktik Pembelajaran yang digunakan yakni guru membimbing, mengawasi setiap kelompok dan guru mengkondisikan suasana yang menyenangkanagar siswa tidak merasa jenuh. Model Pembelajaran yang digunakan Kontekstual yakni siswa dapat mendapat pengalaman langsung dengan melakukan percobaan.  Sebelum melakukan pembelajaran guru menentukan pendekatan apa yang akan digunakan, contoh : guru menggunakan pendekatan inkuari melalui penemuan terbimbing, tujuannya agar dalam pendekatan inkuari ini siswa dengan bimbingan guru dapat mencari tahu tentang materi yang akan dipelajari.. Setelah menentukan pendekatan guru harus merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan. Guru harus tahu alur pembelajaran, contoh guru menggunakan strategi induktif ( siswa diajak melakukan percobaan untuk menemukan kesimpulan yang pasti dari materi yang diajarkan ). Ketika guru menentukan pembelajaran dengan percobaan dan pengamatan langsung, guru juga harus menentukan metode yang pas, tidak mungkin percobaan dengan ceramah terus. Jadi guru harus menyesuaikan dengan pembelajaran, yaitu menggunakan metode laboratorium dan diskusi dalam melakukan percobaan dan pengamatan. Untuk melancarkan pembelajaran guru juga harus bisa menerapkan kepada semua siswa. Misalnya guru membagi siswa – siswa menjadi beberapa kelompok ( 3 – 4 siswa per kelompok ). Setelah terbentuk kelompok siap melakukan percobaan, menulis hasil percobaan dan kemudian mempresentasikan. Agar pembelajaran tidak membosankan, guru harus menggunakan taktik yang menarik, misalnya dengan menyelingi humor, agar siswa tidak bosan. Rancangan pembelajaran ini dibuat agar guru mudah untuk mengajarkan jalannya kegiatan pembelajaran yang akan di sampaikan ke peserta didik dan  guru dapat mengarahkan ke­giatan belajar peserta didik agar mencapai KD yang sudah di rancang.

Jumat, 03 Februari 2012

STRATEGI PEMBELAJARAN_JG220C_HESTI WAHYU AMALIYA_292010062


STRATEGI PEMBELAJARAN

A.     TEORI BELAJAR
Teori adalah sejumlah proposisi yang terintegrasi secara sintaktik dan yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati (Snelbecker, 1974 dalam Dahar, 1988: Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Individu dapat dikatakan telah mengalami proses belajar, meskipun pada dirinya hanya ada perubahan dalam kecendrungan perilaku.
Belajar dalam konteks pendidikan formal, merupakan proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh pebelajar pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan atau disajikan di sekolah, baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas (Soedijarto, 1993: 94). Proses belajar yang berkulitas dan relevan tidak dapat terjadi dengan sendirinya, melainkan perlu direncanakan. Belajar merupakan kegiatan aktif pebelajar dalam membangun makna atau pemahaman, sehingga diperlukan dorongan kepada pebelajar dalam membangun gagasan (Depdiknas, 2002).
a.                    a. Teori-teori Belajar.
1.      Teori Gestalt.
Teori dini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Hokum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum dalam belajar yaitu :
-         Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsure-unsurnya.
-         Gestalt tibul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya.
Dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Sifat-sifat belajar dengan insight adalah:
a.       Insight tergantung dari kemampuan dasar.
b.      Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan.
c.       Insight hanya timbul apabila situas belajar diatur sedemikian rupa sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati.
d.      Insight adalah hal yang harus dicari tidak dapat jatuh dari langit.
e.       Belajar dengan insight dapat diulangi.
f.        Insight sekali dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.
2.      Teori belajar menurut J. Bruner.
Teori Bruner mengatakan alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu.
3.      Teori belajar dari Piaget.
Ada 3 tahap perkembangan yaitu
-         Berpikir secara intuitif, 4 tahun.
-         Beroperasi secara konkret, 7 tahun.
-         Beropersi secara formal, 11 tahun.
4.      Teori dari R Gagne.
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipeajari oleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori yang disebut “The domains of learning” yaitu :
a.       Keterampilan motoris.
b.      Informasi verbal.
c.       Kemampuan intelektual.
d.      Straategi kignitif.
e.       Sikap.
5.      Purposeful Learning
Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan yang :
a.       Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain.
b.      Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain didalam situasi belajar mengajar di sekolah.


B.     PENGERTIAN BELAJAR
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya karena setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. Berikut cirri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar :
1.      Perubahan terjadi secara sadar
2.      Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3.      Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4.      Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5.      Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6.      Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

C.     JENIS- JENIS BELAJAR
1.      Belajar bagian (Part Learning, Fractioned Learning)
Belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia diharapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensive, misalnya mempelajari gerakan-gerakan motoris seperti bermain silat. Sebagai lawan dari cara belajar bagian adalah cara belajar keseluruhan atau global
2.      Belajar dengan wawasan (Learning by Insight)
Menurut W. Kohler, sebagai suatu konsep, wawasan merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir, sedangkan menurut Gestalt, teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan
3.      Belajar diskriminatif (Discriminative Learning)
Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam tingkah laku.
4.      Belajar global/keseluruhan (Global whole learning)
Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya.
5.      Belajar incidental (Incidental Learning)
Belajar incidental merupakan bahan pembicaraan yang sangat menarik, khususnya dalam bentuk belajar yang bertentangan dengan belajar intensional.
6.      Belajar instrumental (Instrumental Learning)
Belajar instrumental yang khusus adalah pembentukan tingkah laku yang dikehendaki, oleh karena itu cepat atau lambatnya seseorang dalam belajar dapat diatur dengan jalan memberikan penguatan atas dasar tingkat kebutuhan.
7.      Belajar Intensional ( Intentional Learning)
Belajar dalam arah tujuan merupakan lawan dari belajar incidental.
8.      Belajar laten (Latent Learning)
Dalam belajar latent, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara cepat dan oleh karena itu disebut laten.
9.      Belajar Mental (Mental Learning)
Belajar mental sebagai belajar dengan cara melakukan observasi dari tingkah laku orang lain, membayangkan gerakan-gerakan orang lain.
10.  Belajar Produktif (Productive Learning)
Belajar produktif adalah mengatur kemuingkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain.
11.  Belajar Verbal ( Verbal Learning)
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melakukan latihan dan ingatan.

D.    PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Prinsip belajar adalah prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip belajar diantaranya sebagai berikut :
a.       Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1.      Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
2.      Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.
3.      Belajar perlu lingkungan yang menantang agar anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
4.      Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b.      Sesuai hakakat belajar
1.      Belajar itu proses kontinu harus tahap demi tahap menurut perkembangan
2.      Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery
3.      Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian satu dengan pengertian lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.
c.       Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari
1.      Belajar bersifat keseluruhan dan berstruktur sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
2.      Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai
d.      Syarat keberhasilan belajar
1.      Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang
2.      Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ketrampilan itu mendalam pada siswa.

TEORI MENGAJAR
A.     KONSEP TEORI MENGAJAR
Ada beberapa konsep mengajar dan praktek mengajar yang menjadi pijakan dalam teori mengajar. Ramsden mengemukakan minimal ada 3 konsep teori mengajar dan praktek mengajar yang cenderung menjadi kajian para ilmuwan atau praktisi pendidikan .
·        Teori 1 : teaching as telling or transmission. Mengajar adalah proses penyampaian sesuatu. Dalam teori mengajar seperti ini focus kegaitannya adalah apa yang dilakukan guru terhadap siswa.
·        Teori 2 : teaching as organizing studyng activity. Mengajar pada dasarnya mengorganisasikan kegiatan siswa, dengan demikian focus kegiatannya adalah bagaimana mengorganisasikan agar siswa melakukan serangkaian aktifitas yang melahirkan pengalaman belajar.
·        Teori 3 : teaching as making learning possible. Bahwa belajar dan mengajar merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
          Bila teori 1 memfokuskan pada kegiatan guru dan teory 2 cenderung memfokuskan pada kegiatan siswa, maka teori 3 memadukan antara 2 komponen tersebut.
B.     TEORI MENGAJAR
Mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak  didik kita, teori mengajar yaitu metode yang optimal untuk mencapai tujuan yang  lebih fokus diarahkan kepada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar.
Ø      Teori mengajar konsep.
Dapat dimpulkan bahwa mengajar konsep adalah proses penyampaian pesan tentang materi pengajaran yang berupa konsep kepada peserta didik dalam suatu kesseluruhan proses mengajar.
Ø      Teori mengajar mencari dan menemukan.
Teori mengajar yang dikembangkan berdasarkan pemikiran bahwa siswa memiliki kemampuan untuk percaya pada diri sendiri dengan cara berpikir dan belajar sehingga ia mampu menemukan jawaban dan analisisnya sendiri hingga pada akhirnya mampu menjelaskan hasil belajarnya sendiri.
Ø      Teori mengajar kognitifteori mengajar ini disampaikan oleh Jean Piaget. Berawal dari suatu kondisi dan pengkondisian peserta didik dalam belajar pada tingkat dasar dan dapat juga sederhana.
C.     PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR
Guru mengajar di depan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar, dan harus dilakukan seefektif mungkin, agar guru tidak asal mengajar. Prinsip-prinsip mengajar diantaranya sebagai berikut :

1.      Perhatian
Guru harus membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan.
2.      Aktifitas
Dalam proses mengajar, guru perlu mengunggulkan aktifitas siswa dalam berfikir maupun berbuat.
3.      Apresiasi
Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa / pengalamanya.
4.      Peragaan
Guru diharapkan dapat membina dan membuat alat-alat media yang sederhana, praktis, dan ekonomis bersama siswa, tetapi efektif dalam pengajarannya.
5.      Repetisi
Bila guru menjelaskan suatu unit pelajaran perlu diulang-ulang. Ingatan siswa itu tidak setia maka perlu dibantu dengan mengulangi pelajaran yang sedang dijelaskan.
6.      Kolerasi
Guru dalam mengajar wajib memperhatikan dan memikirkan hubungan antar setiap mata pelajaran.
7.      Konsentrasi
Hubungan antar mata pelajaran dapat diperluas, mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehingga siswa memperoleh pengetahuan secara luas dan mendalam.
8.      Sosialisasi
Bekerja di dalam kelompok dapat juga meningkatkan cara berfikir mereka, sehingga dapat memecahkan masalah dengan lebih baik dan lancer.
9.      Individualisasi
Masing-masing siswa memiliki tempo perkembangan sendiri-sendiri, maka guru dalam memberikan pelajaran juga melayani waktu yang diperlukan oleh masing-masing siswa.
10.  Evaluasi
Evaluasi dapat memberikan motivasi bagi guru maupun siswa, mereka akan lebih giat belajar, meningkatkan proses berfikirnya.
  
  • Pengalaman Belajar yang Berkaitan dengan Teori Belajar Mengajar.
Sewaktu saya duduk dibangku SD, guru menerapkan prinsip mengajar yang keempat yaitu peragaan. Guru tidak hanya mengajar dengan ceramah saja tetapi guru juga menggunakan alat peraga sederhana sebagai media belajar. Guru menggunakan tiruan kerangka manusia untuk menjelaskan luas bagian- bagian organ tubuh manusia sehingga siswa lebih mudah mengingat, memahami dan mengetahui fungsi dan bentuk organ pada manusia.