Entri Populer

Jumat, 03 Februari 2012

STRATEGI PEMBELAJARAN_JG220C_HESTI WAHYU AMALIYA_292010062


STRATEGI PEMBELAJARAN

A.     TEORI BELAJAR
Teori adalah sejumlah proposisi yang terintegrasi secara sintaktik dan yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati (Snelbecker, 1974 dalam Dahar, 1988: Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Individu dapat dikatakan telah mengalami proses belajar, meskipun pada dirinya hanya ada perubahan dalam kecendrungan perilaku.
Belajar dalam konteks pendidikan formal, merupakan proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh pebelajar pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan atau disajikan di sekolah, baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas (Soedijarto, 1993: 94). Proses belajar yang berkulitas dan relevan tidak dapat terjadi dengan sendirinya, melainkan perlu direncanakan. Belajar merupakan kegiatan aktif pebelajar dalam membangun makna atau pemahaman, sehingga diperlukan dorongan kepada pebelajar dalam membangun gagasan (Depdiknas, 2002).
a.                    a. Teori-teori Belajar.
1.      Teori Gestalt.
Teori dini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Hokum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum dalam belajar yaitu :
-         Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsure-unsurnya.
-         Gestalt tibul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya.
Dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Sifat-sifat belajar dengan insight adalah:
a.       Insight tergantung dari kemampuan dasar.
b.      Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan.
c.       Insight hanya timbul apabila situas belajar diatur sedemikian rupa sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati.
d.      Insight adalah hal yang harus dicari tidak dapat jatuh dari langit.
e.       Belajar dengan insight dapat diulangi.
f.        Insight sekali dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.
2.      Teori belajar menurut J. Bruner.
Teori Bruner mengatakan alangkah baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu.
3.      Teori belajar dari Piaget.
Ada 3 tahap perkembangan yaitu
-         Berpikir secara intuitif, 4 tahun.
-         Beroperasi secara konkret, 7 tahun.
-         Beropersi secara formal, 11 tahun.
4.      Teori dari R Gagne.
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipeajari oleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori yang disebut “The domains of learning” yaitu :
a.       Keterampilan motoris.
b.      Informasi verbal.
c.       Kemampuan intelektual.
d.      Straategi kignitif.
e.       Sikap.
5.      Purposeful Learning
Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan yang :
a.       Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain.
b.      Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain didalam situasi belajar mengajar di sekolah.


B.     PENGERTIAN BELAJAR
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya karena setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. Berikut cirri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar :
1.      Perubahan terjadi secara sadar
2.      Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3.      Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4.      Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5.      Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6.      Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

C.     JENIS- JENIS BELAJAR
1.      Belajar bagian (Part Learning, Fractioned Learning)
Belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia diharapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensive, misalnya mempelajari gerakan-gerakan motoris seperti bermain silat. Sebagai lawan dari cara belajar bagian adalah cara belajar keseluruhan atau global
2.      Belajar dengan wawasan (Learning by Insight)
Menurut W. Kohler, sebagai suatu konsep, wawasan merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir, sedangkan menurut Gestalt, teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan
3.      Belajar diskriminatif (Discriminative Learning)
Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam tingkah laku.
4.      Belajar global/keseluruhan (Global whole learning)
Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya.
5.      Belajar incidental (Incidental Learning)
Belajar incidental merupakan bahan pembicaraan yang sangat menarik, khususnya dalam bentuk belajar yang bertentangan dengan belajar intensional.
6.      Belajar instrumental (Instrumental Learning)
Belajar instrumental yang khusus adalah pembentukan tingkah laku yang dikehendaki, oleh karena itu cepat atau lambatnya seseorang dalam belajar dapat diatur dengan jalan memberikan penguatan atas dasar tingkat kebutuhan.
7.      Belajar Intensional ( Intentional Learning)
Belajar dalam arah tujuan merupakan lawan dari belajar incidental.
8.      Belajar laten (Latent Learning)
Dalam belajar latent, perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara cepat dan oleh karena itu disebut laten.
9.      Belajar Mental (Mental Learning)
Belajar mental sebagai belajar dengan cara melakukan observasi dari tingkah laku orang lain, membayangkan gerakan-gerakan orang lain.
10.  Belajar Produktif (Productive Learning)
Belajar produktif adalah mengatur kemuingkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain.
11.  Belajar Verbal ( Verbal Learning)
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melakukan latihan dan ingatan.

D.    PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Prinsip belajar adalah prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip belajar diantaranya sebagai berikut :
a.       Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1.      Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
2.      Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.
3.      Belajar perlu lingkungan yang menantang agar anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
4.      Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b.      Sesuai hakakat belajar
1.      Belajar itu proses kontinu harus tahap demi tahap menurut perkembangan
2.      Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery
3.      Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian satu dengan pengertian lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.
c.       Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari
1.      Belajar bersifat keseluruhan dan berstruktur sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
2.      Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai
d.      Syarat keberhasilan belajar
1.      Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang
2.      Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ketrampilan itu mendalam pada siswa.

TEORI MENGAJAR
A.     KONSEP TEORI MENGAJAR
Ada beberapa konsep mengajar dan praktek mengajar yang menjadi pijakan dalam teori mengajar. Ramsden mengemukakan minimal ada 3 konsep teori mengajar dan praktek mengajar yang cenderung menjadi kajian para ilmuwan atau praktisi pendidikan .
·        Teori 1 : teaching as telling or transmission. Mengajar adalah proses penyampaian sesuatu. Dalam teori mengajar seperti ini focus kegaitannya adalah apa yang dilakukan guru terhadap siswa.
·        Teori 2 : teaching as organizing studyng activity. Mengajar pada dasarnya mengorganisasikan kegiatan siswa, dengan demikian focus kegiatannya adalah bagaimana mengorganisasikan agar siswa melakukan serangkaian aktifitas yang melahirkan pengalaman belajar.
·        Teori 3 : teaching as making learning possible. Bahwa belajar dan mengajar merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
          Bila teori 1 memfokuskan pada kegiatan guru dan teory 2 cenderung memfokuskan pada kegiatan siswa, maka teori 3 memadukan antara 2 komponen tersebut.
B.     TEORI MENGAJAR
Mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak  didik kita, teori mengajar yaitu metode yang optimal untuk mencapai tujuan yang  lebih fokus diarahkan kepada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar.
Ø      Teori mengajar konsep.
Dapat dimpulkan bahwa mengajar konsep adalah proses penyampaian pesan tentang materi pengajaran yang berupa konsep kepada peserta didik dalam suatu kesseluruhan proses mengajar.
Ø      Teori mengajar mencari dan menemukan.
Teori mengajar yang dikembangkan berdasarkan pemikiran bahwa siswa memiliki kemampuan untuk percaya pada diri sendiri dengan cara berpikir dan belajar sehingga ia mampu menemukan jawaban dan analisisnya sendiri hingga pada akhirnya mampu menjelaskan hasil belajarnya sendiri.
Ø      Teori mengajar kognitifteori mengajar ini disampaikan oleh Jean Piaget. Berawal dari suatu kondisi dan pengkondisian peserta didik dalam belajar pada tingkat dasar dan dapat juga sederhana.
C.     PRINSIP-PRINSIP MENGAJAR
Guru mengajar di depan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar, dan harus dilakukan seefektif mungkin, agar guru tidak asal mengajar. Prinsip-prinsip mengajar diantaranya sebagai berikut :

1.      Perhatian
Guru harus membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan.
2.      Aktifitas
Dalam proses mengajar, guru perlu mengunggulkan aktifitas siswa dalam berfikir maupun berbuat.
3.      Apresiasi
Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa / pengalamanya.
4.      Peragaan
Guru diharapkan dapat membina dan membuat alat-alat media yang sederhana, praktis, dan ekonomis bersama siswa, tetapi efektif dalam pengajarannya.
5.      Repetisi
Bila guru menjelaskan suatu unit pelajaran perlu diulang-ulang. Ingatan siswa itu tidak setia maka perlu dibantu dengan mengulangi pelajaran yang sedang dijelaskan.
6.      Kolerasi
Guru dalam mengajar wajib memperhatikan dan memikirkan hubungan antar setiap mata pelajaran.
7.      Konsentrasi
Hubungan antar mata pelajaran dapat diperluas, mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehingga siswa memperoleh pengetahuan secara luas dan mendalam.
8.      Sosialisasi
Bekerja di dalam kelompok dapat juga meningkatkan cara berfikir mereka, sehingga dapat memecahkan masalah dengan lebih baik dan lancer.
9.      Individualisasi
Masing-masing siswa memiliki tempo perkembangan sendiri-sendiri, maka guru dalam memberikan pelajaran juga melayani waktu yang diperlukan oleh masing-masing siswa.
10.  Evaluasi
Evaluasi dapat memberikan motivasi bagi guru maupun siswa, mereka akan lebih giat belajar, meningkatkan proses berfikirnya.
  
  • Pengalaman Belajar yang Berkaitan dengan Teori Belajar Mengajar.
Sewaktu saya duduk dibangku SD, guru menerapkan prinsip mengajar yang keempat yaitu peragaan. Guru tidak hanya mengajar dengan ceramah saja tetapi guru juga menggunakan alat peraga sederhana sebagai media belajar. Guru menggunakan tiruan kerangka manusia untuk menjelaskan luas bagian- bagian organ tubuh manusia sehingga siswa lebih mudah mengingat, memahami dan mengetahui fungsi dan bentuk organ pada manusia.

7 komentar:

  1. Hesti..menurut saya, pemaparan Anda tentang teori belajar mengajar sudah baik
    Di bagian pengalaman belajar, terdapat kalimat yang menyatakan bahwa guru menggunakan tiruan kerangka manusia untuk menjelaskan luas bagian organ tubuh manusia. Apa maksud dari penggunaan kata luas tersebut ?
    Terimakasih..

    BalasHapus
  2. dari apa yang sudah anda paparkan diatas anda sudah memaparkan pengalaman dari belajar, sedangkan pengalaman dalam mengajar anda sendiri seperti apa??

    BalasHapus
  3. maksud penggunaan kata luas pada bagian pengalaman belajar disini bertujuan agar siswa lebih cepat memahami dan mengetahui bagian- bagian kerangka organ tubuh manusia. pada intinya pembelajaran secara konkrit,..:)

    BalasHapus
  4. dalam pengalaman belajar anda apakah teori belajar yang dikemukakan para ahli pernah menjadi pengalaman anda dlm bljr...?
    terimakasih :)

    BalasHapus